Biografi Mark Zuckerberg – Founder Facebook

waktu baca 11 menit

bikinseru.com | Biografi Mark Zuckerberg
Pendiri Facebook ini lahir dengan nama lengkap Mark Elliot Zuckerberg. Ia lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry, Westchester County, kota New York. Anak dari Edward dan Karen Zuckerberg.

source : pexels

Masa Kecil

Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua bernama Edward Zuckerberg dan Karen Kempner yang bekerja sebagai dokter gigi dan ­psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka mengu­tak-atik komputer, mencoba berbagai program komputer dan belajar membuatnya.

Ayahnya sendiri membelikannya komputer sejak ia beru­sia delapan tahun. Saat di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, ia dan rekannya, D’Angelo, membuat plug-in untuk MP3 player Winamp.

Plug-in adalah program komputer yang bisa berinteraksi dengan aplikasi host seperti web browser atau email untuk keperluan tertentu. Zuckerberg dan D’Angelo membuat plug-in untuk menghimpun kesukaan orang terhadap aneka jenis lagu dan kemudian membuat play­list-nya sesuai selera mereka.

Kuliah di Harvard

Mereka mengirimkan program itu ke berbagai perusahaan termasuk ke AOL (American Online) dan Microsoft. Pada tahun terakhimya di Phillips ia direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk suatu proyek.

Saat melanjutkan sekolah ke perguruan ting­gi keduanya harus berpisah. D’Angelo masuk Caltech sedangkan Zuckerberg masuk Harvard. Walaupun pada akhirnya Mark Zuckerberg di DO (Drop Out) dari kampusnya karena berkonsentrasi mengembangkan facebook.

Cikal Bakal Facebook

Di Harvard inilah Zuckerberg menemukan ide membuat buku direktori mahasiswa online karena universitasnya tak membagikan face book (buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa di universitas itu) pada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka.

Namun setiap kali ia menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. “Mereka mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi (mahasiswa) ini,” ujar Zuckerberg kemudian.

Meski di tolak ia selalu mencari cara untuk mewujudkannya. “Saya ingin menunjukkan kalau hal itu bisa di lakukan,” lanjutnya soal kengototannya membuat direktori itu.

Proyek pertamanya adalah CourseMatch (www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya berkomunikasi satu sama lain di website tersebut.

Suatu malam di tahun kedua ia kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat bernama Facemash.

Sejumlah foto rekan mahasiswanya terpampang di situ. Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang meminta pengun­jungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling “hot”.

Pancingannya mengena. Dalam tempo empat jam sejak ia meluncurkan webiste itu tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka.

Pihak Harvard mengetahuinya dan sambungan internet pun di putus. Zuckerberg di perkarakan karena di anggap mencuri data.

Anak muda berambut keriting ini pun meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak menyesali tinda­kannya. “Saya kira informasi seperti itu harus tersedia (online),” ujamya.

Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya.

Mendirikan Facebook

Alih-alih kapok ia malah membuat website baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash.

Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam penjelasan di website-nya sekarang di sebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berko­munikasi lebih efisien dengan rekan, keluarga, atau rekan kerjanya.

Banyaknya aplikasi yang bisa di gunakan oleh anggotanya membuat Facebook di gan­drungi banyak orang. Konon hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi di masukkan ke dalam Facebook yang bisa di gunakan para anggotanya.

Setidaknya 140 aplikasi baru di tambahkan ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggu­nakan minimal satu aplikasi.

Penyertaan banyak aplikasi ini membuat Facebook berbeda dengan website jejaring sosial terdahulu seperti MySpace. Lalu orang berbondong-bondong mengunjungi website­nya dan mendaftar jadi anggotanya.

Dalam waktu dua minggu setelah di luncurkan, separuh mahasiswa Harvard sudah memiliki account di Facebook. Ternyata tak hanya mahasiswa Harvard yang tertarik, beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta di masukkan dalam jejaring Facebook.

Leave your vote

Tinggalkan Balasan

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.